Monday, November 2, 2015

Zaman Penuh Fitnah Sampai Pada Tahap di Luar Akal Sehat

Zaman penuh dengan FITNAH ini sudah sampai pada tahap DI LUAR AKAL SEHAT, DICABUTNYA RASA MALU dan TAK TAHU DIRI.

Contoh-contoh:

» Dulu, cerita anak menghamili ibu nyaris tak terdengar. Sekarang? Dimana akal sehat?

» Kalau ulama salaf dulu berbeda pendapat, saling tarjih pendapat boleh tanpa menyesat-nyesatkan sudah biasa. Sekarang? Dimana rasa malu?

» Kalau orang zaman dahulu, habis memfitnah, menyakiti dan memaki, orang yang disakiti malah berbuat baik padanya. Lantas ia tersanjung dan bertaubat tidak menyakitinya lagi. Sekarang? Dimana rasa tahu diri?

» Agama itu sangat menjaga keselamatan diri. Sekarang malah ada oknum agama yang mengajarkan menyakiti diri. Mana akal sehat?

» Kalo orang zaman dulu, setelah berbuat salah mereka sadar lalu minta maaf, kalau sekarang? Tak perlu, dosanya gak kelihatan kok. Mana rasa malu?

» Kita tahu, menyebutkan hal yang tidak disukai seseorang itu di hadapan orang lain itu ghibah. Tapi kok keterusan? Dimana akal sehat?

» Seorang mu'min wajib merasakan derita mukmin yang lain. Lah Kalo selfie dengan mukmin yang sedang sakit? Mana rasa tahu diri? Tak malukah?

» Kita tahu, dengan membakar lahan ini asapnya akan menyakiti orang banyak. Termasuk menyakiti kita (yang membakar) dan keluarga kita. Upah membakar cuma ratusan ribu, sedangkan upah menyembuhkan jutaan (kalo gak keburu mati). Lah, kok keterusan membakar? Dimana akal sehat?

-------------------------------

Ternyata: saya dan kita semua masih sakit jiwa, tak tahu malu, dan tak tahu diri. Lalu, sudah adakah upaya untuk memperbaiki? Sampai kapankah sakit jiwa, hilang akal, tak tahu malu ini dicabut? Lalu, kenapa kita tersinggung disebut sakit jiwa? Nyatanya iya kok?


via fb Mochamad Ihsan Ufiq

0 comments:

Post a Comment